Pages

Kamis, 22 September 2011

ASKEP STATUS ASMATIKUS

STATUS ASMATIKUS

Pengertian
            Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat madik yang lain, bila tidak diatasi dengan secara cepat dan tepat kemungkinan besar akan terjadi kegawatan medik yakni kegagalan pernafasan. Pada status asmatikus selain spasme otot-otot broncus terdapat pula sumbatan oleh lendir yang kental dan peradangan. Faktor-faktor ini yang terutam menyebabkan refrakternya serangan asma ini terhadap obat-obatan bronkodilator.
           
Etiologi
1.      Mekanisme pemacu serangan akut teerjadi bermacam-macam : alergen, kerja fisik, insfeksi virus pada jalan nafas, ketegangan emosional, perubahan iklim dan beberapa janis obat sepreti aspirin.
2.      Ketidak seimbangan modulasi adenergic dan kolinergic dari broncus.
3.      Sering terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, anak laki-laki sering terkena dari pada anak perempuan.
4.      Biasanya mempunyai alergi dengan kadar IgE meninggi (asma atopic/aksentrik berkaitan dengan keadaan alergi lain sperti eksema fifer).
5.      Asma instrinsik terjadi pada penderita non atopic yang lebih tua.

Patofisiologi
            Banyak faktor pencetus status asmatikus yakni asma berat. Status asmatikus diawali serangan asam biasa, yang dalam perjalannya kemudian resisten terhadap bronkudilator jadi kebanyakan status asmatikus ditimbulkan oleh faktor-faktor pencetus yang biasa seperti :
1.      Infeksi alat pertnafasan
þ  Bakterial
þ  Nonbakterial
2.      Alergen
þ  Inhalan : debu rumah, tungau, tepung sari, serpihan binatang, bulu,jamur.
þ  Ingestan : susu sapi, telur, ikan, biah-biahan, biji-bijian dan sebagainya.
3.      Kegiatan Jasmani
þ  Terutam lari : diperberat bila cuaca dingin
4.      Keadaan emosi
þ  Emosi yang meluap
þ  Marah, takut
þ  Tertawa/menagis
5.      Konflik dalam keluarga
þ  Ketegangan di rumah
þ  Proteksi yang berlebihan
6.      Cuaca
þ  Perubahan cuaca
þ  Kabut, angin
þ  Cuaca dingin
7.      Lain-lain.
þ  Aspirin
þ  Anti biotik dan sebagainya

Tanda dan gejala
1.      Gejala yang menonjol,sukar bernafas, yang timbul intermiten dan wheezing pada waktu inspirasi, lebih sering  terutama pada malam hari.
2.      Batuk-batuk dengan lendir yang lengket : kesulitan pada ekspektoransi
3.      Gelisah, usaha bernafas dengan keras.
4.      Bernafas melalui sela-sela bibir
5.      Sianosis
6.      Takipnea
7.      Nadi cepat

Penatalaksanaan
1.      Peroide dinatar waktu serangan
a.    Hilangnya penyebab dari lingkungan penderita asma yang alregic
b.     Derivat amniphilin oranl.
c.    Beta alfa agonis oral atau inhalasi
d.    Inhalasi kostikostiroid yang tidak diserap, beclometazone
e.     Modifikasi reaksi alergen antibidy dengan inhalasi cromolyu
f.     Kostikostiroid oral untuk kasus yang berat
2.      Serangan akut
a.    Hidrasi adekuat sangat penting
b.     Epinefrin subkutan atau simpatomimetik lain sering membantu pada permulaan serangan.
c.    Derivat aminophilin parenteral.
d.    Inhalasi bronkho selektive beta agonist pada serangan ringan.
e.     Serangan yang hebat mungkin memerlukan pengobatan steroid dan dipertahankan untuk jangka waktu lama dengan dosis selektif minimum bila serangan hilang timbul.
3.      Status Asmatikus
a.    Serangan asma yang lama dan berat dapat berbahaya bagi jiwa klien
b.     Harus diberikan pengobatan yang cepat seperti pada serangan akut.
c.    Pengobatan seperti pada searangan akut.
d.    Harus diberikan hiodrokortison secara intar vena.
e.     Terapi O2 mungkin perlu pada penderita yang dapat menahan CO2.
f.     Mungkin memelukan inkubasi endotracheal dan bantuan ventilator.

Prognosis
§  Tergantung pada type awal : manifestasi alergic mungkin akan berkurang dengan bertambahnya usia.
§  Pengobatan diantara waktu seranga sering mencegah seranga akut.
§  Status asmatikus tetap merupakan sindrom yang mengancam jiwa pasien.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

I.       POLA FUNGSIONAL
1.      Persepsi Kesehatan dan Penanganan Kesehatan
§  Keluhan Utama / Kesehatan umum :
Sesak nafas.

§  Riwayat Pentyakit Sekarang ( ssi PQRST) :
Kuarang lebih pukul 19.00 malam kx sesak nafas (perlahan-lahan dada sakit, tidak bisa diam). Kemudian oleh keluarganya dipanggilkan mantri (disuntik Aminophilin) tapi kx tetap sesak (TD : 120 /90 mmHg,  Resp. 16 x/m, nadi : 64 x/m Suhu : 37,1 oC  ) sehingga oleh keluarganya sekitar Pukul 20:30 wita di bawa ke RS Ulin  ini (Tgl 28 – 3 – 02).

§  Penggunaan obat sekarang
IVFD D5 % + 1 amp Aminopihlin 20 tts/m.
Kalmitahsone 1 amp / 8 jam .
GG 3x 1 tab.
Antasid 2 x 1
Dexamethasone 3 x 1 amp
B. compleks 3x1
O2 3 liter / menit

§  Riwayat Penyakit dahulu :
Mulai umur 12 th kx mulai sering sesak nafas terutama setelah bermain dan suhu yang dingin. Dari keluarganya tidak ada DM, Hipertensi, Hepatitis .Klein baru 1 x masuk RS.
Upaya epncegahan : berobat ke Puskesmas Gambut (disuntik aminophilin dan obat tablet ) dan ke Mantri (suntik aminopihlin).
Penyakit masa anak :
Panas dan batuk biasa setelah berobat kx sembuh.

§  Alergi :
Suhu dingin
     
§  Kebiasaan :
Tembakau  pernah, sejak 12 tahun, jenis Gudang Garam jumlah ± 1 bungkus / hari. Alkohol : pernah, jenis bir Bintang 1 – 2 gelas tidak pernah mabuk. Riwayat penggunaan obat lain pernah, jenis Asmason jumlah 1x/hari. Bila kx terasa sesak.
 
§  Riwayat Penyakit Keluarga :
Dari 7 bersaudara, 2 orang kakak kx menderita seperti kx. Ayah kx menderita asma telah meninggal  ± 5 tahun yang lalu.

§  Riwayat Sosial :
Kx anak paling bungsu dari 7 bersaudara,  kx mudah bergaul sehingga banyak mempunyai teman, kx sering pergi dengan teman-temannya misalnya : ke pameran, dan ke Sekumpul.


2.      Pola Nutrisi dan Metabolik
§  Masukan nutrisi sebelum sakit :
Pagi         : nasi + lauk + air putih  (1 piring + 2 – 3 gelas air)
Siang      : Sda
Sore        : Sda
Pantangan makan : lumbok , sahang, nangka.
Kudapan Sore tidak ada.
§  Saat sakit
Saat sakit,pagi BB TKTP (2 – 3 sendok),siang dan malam sama saja dengan pagi. Nafsu makan normal, tetapi kx hanya makan 2 – 3 sendok karena sesak nafas (bila tidak sesak kx dapat menghabiskan diet yang diberikan). Kesulitan menelan tidak ada, keadaan gigi atas dan bawah  penuh.  Penggunaan Protesa tidak ada . fluktuasi BB 6 bualan terakhir tetap  ± 51 Kg.

§  Pemeriksaan fisik
Tanda vital : TB 158 sm, BB 51 Kg
Kulit :
Warna normal (sawo matang), suhu 35 oC , torgur baik (N < 1 detik). Edema tidak ada , lesi dan memar tidak ada.
Rambut dan kulit kepala :
Keadaan rambut : kering tebal dan warna rambut hitam.
Mulut :
Hygiene bersih,gusi normal tidak ada perdarahan, warna merah muda, gigi normal, tidak ada careis. Lidah normal, mocosa warna merah muda, tonsil normal tidak ada peradangan, Wicara  normal tapi saat sesak baicara kx terputus – putus dan singkat.
Abdomen :
Pembesaran hepar dan lein tidak ada.

3.      Pola eliminasi
§  Faeces
Kebiasaan defekasi : 1 ( satu )x /hari, defekasi terakhir selama di Rumah Sakit tidak ada BAB. Masalah konstipasi dan diare tidak ada.
Abdomen  struktur simetris, frekuensi bising usus : 9 x/m, distensi tidak ada.

§  Urine
Kebiasaan miksi :frekuensi > 3 x/hari. Masalah dalam kencing tidak ada tidak menggunakan alat bantu.
§  Pemeriksaan fisik
Ginjal tidak teraba, nyeri ketuk negatif. Blast tidak ada distensi.

4.      Pola Aktivitas – Latihan
Klien dapat beraktivitas secara mandiri seperti mandi, berpakaian, toeliting, mobilitas di tempat tidur, berpindah, ambulasi dan pemeliharan kesehatan. Klien tidak menggunakan alat bantu.
Pemeriksaan fisik :
Pernafasan / sirkulasi; tanda vital TD : 110/80 mmHg. Nadi 40 x/m. Resp. 20 x/m. Kualitas dangkal,cepat dan irreguler. Kx sesekali batuk + dahak (lendir + warna putih). Bunyi nafas tidak ada . Kelainan wheezing pada waktu ekspirasi.

 Pemeriksaan Fukus Sistem Respirasi :
§  Infeksi :
Bentuk dada : simetris. Sifat pernafasan : nafas dada. Pola nafas : takhipnea. Ritme : inspirtasi lebih panjang dari ekspirasi ( cepat dan dangkal ) irregular.
Pemakaian otot pernafasan ada. Frekwensi : 20 x/menit. Postur  : normal.
§  Palpasi :
Nyeri tekan tidak ada. Massa tidak ada. Premitus vokal melemah. Kesimetrisan ekspansi dada simetris.
§  Perkusi :
Bunyi perkusi paru : hiperresonan.
§  Auskultasi :
Bunyi nafas  tambahan : wheezing ( ekspirasi ). Kualitas suara : kalimat terpatah-patah.

F Riwayat Keperawatan dan Kesehatan
Keluhan/ masalah mulai dirasakan semajak umur 12 tahun yang lalu. Berkembang perlahan-lahan. Keluhan menghilang setelah mendapat terapi (minum obat). Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan : minum obat , istirahat / mengatur posisi. Riwayat kelaurga dari 7 bersaudara,  2 orang kakak kx berpenyakit yang sama seperti kx. Ayah klien penderita sama telah meninggal  ± 5 tahun yang lalu.

F Faktot pencetus :
a.   Kebiasaan merokok
Mulai  umur ± 12 tahun px mulai merokok . ketika lulus Tsanawiyah (± 16 tahun) menjadi perokok aktiv. ± 1 bungkus / hari. Sering kontak dengan perokok. Durasi 5 – 10 menit setelah rokok yang dihisap habis.
b.   Pekerjaan
Membantu orang tua disawah.
c.  Data Rekreasi
Hobby main gitas dan menyanyi. Mengisi waktu luang dengan istirahat/tidur/main gitar.
d.  Data lingkungan
Kx tinggal dipinggir jalan raya dan kx tidak punya hewan piaraan.

F Riwayat Psikologis
klien menganggap sudah biasa terhadap penyakit yang dideritanya, kx sangat memperhatikan pengobatannya. Pengaruh sakit terhadap cara hidup / pola hidup kx, cukup berpengaruh ( apabila sesak nafas kx kambuh, kx tidak dapat bekerja ). Kx telah terbiasa dengan penyakit dan pengobatan yang telah dilakukan. Keluarga dapat menerima keadaan kx dan selalu berusaha membantu  dalam pengobatan kx terutama pada saat sesaknya kambuh.

Gejala yang muncul :
a.   Batuk
Frekwensi  kadang-kadang, jenis batuk tidak produktif, batuk bertambah berat setelah beraktifitas. Batuk muncul bila terasa banyak sekret pada tenggorokan. Posisi yang enak saat batuk adalah duduk.
b.  Sekresi
Jenis mokoid, warna putih dan ditambah lendir, viskositas agak kental berlendir, jumlah sedang ( ±       cc / hari ), tidak berbau.
c.  Dispnoe
Dapat timbul bila aktivitas berlebihan. Waktu tidak tentu. Serangan dan faktor prefitasi adalah suhu dingin dan batuk. Kulit teraba dingin, berkeringat dingin muka tampak  pucat.
d.  Nyeri dada
Gambaran rasa nyeri seperti diremas-remas. Serangan perlahan - lahan. Lokasi dada kiri dan kanan. Datang ketika sesak nafas. Faktor yang dapat mengurangi setelah diberi obat dan istirahat. Nyeri timbul pada saat sesak nafas. Cukup mengganggu terhadap aktivitas dengan skala nyeri 2.

5.      Pola Tidur – Istirahat.
Kebiasaan 8 jam /hari, siang 2 jam, malam 5 jam , di Rs kx tidak bisa tidur, malam tadi ( ± 2 jam ). Setelah bangun tidur kx tidak merasa segar , insomnia kerena sesak nafas. Penampilan fisik lelah/letih konjunktiva pucat.

6.      Pola Kognitif dan Konseptual
Pendengaran normal, vertigo tidak ada, terdapat nyeri akut seperti diremas-remas pada dada kiri dan kanan. Penatalaksaan nyeri mengatur posisi yang  nyaman dan minum obat.
Pemeriksaan fisik :
Mata pupil isokor, status mental compus mentes, GCS 455

7.      Pola Persepsi Diri/ Konsep diri
Kx merasa sanggup dengan masalah financial dan perawatan di RS ini  baik. Kedaan emosional stabil, konsep diri : kx dapat menerima penyakitnya.

8.      Pola Peran/Hubungan.
Status pekerjaan tidak tetap, keluarga peduli terhadap kx, terlihat dari banyak  keluarga dan saudaranya yang menengok kx di RS.

9.      Pola Seksualitas.
Tidak ada masalah

10.  Pola Koping -Toleransi Stress.
Klien dapat beradaptasi dengan penyakitnya, cara pengambilan keputusan, dibantu oleh kakak dan orang tuanya. Kejadian terbesar seperti PHK, perceraian, dll tidak pernah terjadi.

DIAGNOSA  KEPERAWATAN
1.     Ketidak-efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi kental dan  peningkatan produksi mukus bronkospasme.
2. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, dan pencegahannya
3. Resiko terjadinya kekambuhan berhubungan dengan keterbatasan informasi yang diterima.

RENCANA TINDAKAN
1.     Ketidak-efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi kental dan  peningkatan produksi mukus bronkospasme.
Tujuan :
Jalan nafas menjadi efektif.
Kriteria hasil :
1.     Menentukan posisi yang nyaman sehingga pertukaran gas meningkat.
2.     Dapat mendemonstrasikan batuk efektif dan latihan pernafasan.
Intervensi:
·        Berikan penjelasan pada klien tentang cara mengeluarkan sputum dan mengencerknnya.
R/ Penjelasan dapat membantu klien untuk kooperatif terhadap tindakan perawatan yng diberikan.
·        Berikan masukan cairan hangat + 3000ml/hari sesuai kondisi klien.
R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret dan mempermudah mengeluarkannya dan dapat menurunkan spasme bronkus.
·        Bantu untuk latihan nafas dalam dan batuk yang efektif
R/ Nafas dalam memudahkan ekspansi max. paru-paru dan batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas secara alami.
·        Berikan cairan tambahan, oksigen dan nebulizer dengan obat pulmicort tiap 8 jam sehari
R/ Cairan diperlukan untuk mengantikan yang hilang dan memobilisasi sekret untuk mempermudah keluar.
·        Lakukan fisioterapi dada dengan teknik drainage postural, perkusi, dan fibrasi dada.
R/ Fisioterapi dada merupakan strategi untuk mengeluarkan sekret.
·        Berikan obat sesuai program medis.
R/ Melakukan tindakan interdependent.
Observasi paru-paru dengan auskultasi sebelum dan sesudah
tindakan.
R/ Berkurangnya suara tambahan setelah tindakan menunjukkan keberhasilan.

2. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, dan pencegahannya
Tujuan :
Mengetahui tentang perawatan penyakinya dalam waktu 1 hari.
Kriteria hasil :
1.     Klien mengetahui tentang penyakit dan perawatanya.
2.     Klien mau menerima tindakan yang diberikan.
3.     Klien mau berpartisipasi dan merubah sikap perilaku yang kurang baik untuk penyakit asma.
Intervensi:
·        Berikan penjelasan tentang perawatannya klien dengan status asmatikus.
R/ Penjelasan membantu klien untuk kooperatif dalam tindakan perawatan.
·        Berikan penjelasan tentang pentingnya cairan / minum hangat.
R/ Cara yang efektif untuk mengeluarkan sekret.
·        Berikan penjelasan tentang latihan nafas dalam dan batuk yang efektif.
R/ Ekspansif paru dapat max. sehingga dapat mencegah dan batuk yang efektif dapat membersihkan jalan nafas sehingga sesak nafas berkurang- hilang.

3. Resiko terjadinya kekambuhan berhubungan dengan keterbatasan informasi yang diterima.
Tujuan :
Tak terjadi kekambuhan (dengan penjelasan 3x).
Kriteria hasil :
1.     Klien mengerti tentang pencegahan penyakitnya,
2.     Klien mau menerima perawatan yang diberikan.
3.     Klien mau merubah sikap perilaku yang kurang baik.
Intervensi:
·        Memberikan penjelasan tentang pencegahan penyakitnya.
R/ Penjelasan membantu klien untuk kooperatif dalam perawatan dan tindakan yang diberikan.
·        Berikan penjelasan tentang faktor penyebab kekambuhan, meliputi ventilasi rumah, makanan, allergen dan daya tahan tubuh.
R/ Dapat mencegah kekambuhan.
·        Latih pasien untuk nafas dalam dan batuk yang efektif.
R/ Nafas dapat meningkatkan ekspansi paru dan batuk yang efektif dapat mengeluarkan sekret secara efektif.
·        Kontrol secara rutin ke pelayanan terdekat.
R/ Mencegah terjadinya kekambuhan.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...