Pages

Rabu, 11 Januari 2012

ASKEP DISPEPSIA


TINJAUAN TEORITIS
DISPEPSIA

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak, sakit diperut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuahan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa air panas didada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi 2, yaitu :
1.    dispepsia organik
2.    dispepsia non organik/dispesia fubngsional, dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya

A.   MANIFESTASI KLINIS

Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi 3 tipe :
1.    dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia), dengan gejala :
-       nyeri epigestrium terlokasi.
-       Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid.
-       Nyeri saat lapar.
-       Nyeri episodik
2.    dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia), dengan gejala :
-       mudah kenyang.
-       Perut cepat terasa penuh saat makan.
-       Mual.
-       Muntah
-       Uuper abdominal bloating.
-       Rasa tak nyaman bertambah saat makan.
3.    dispepsia non spesefik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)



  1. PATOFISIOLOGI
Stimulan kimiawi (terlalu asam)


Termal (terlalu dingin/panas)


Erosit (kafein, obat-obatan)


Iritasi lambung (asam lambung meningkat)


Dispepsia


Gangguan rasa nyaman:                     proses perjalanan penyakit      perasaan mual/muntah
Nyeri epigastrium                                   ke jaringan sel-sel otak                (anoreksia)



Ganguan pola tidur dan istirahat                                           gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.








  1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD dengan kontras ganda, serologi heliobacter pylori. Endoskopi merupakan baju amas, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah. :
1.    CLO (rapir urea test)
2.    patologi anatomi.
3.    kultur mikroorganisme (MO) jaringan.
4.    PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian.

  1. PENATALAKSANAAN
Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu :
1.    antasid
antsid ini akan menetralisir asam lambung. Obat ini sebaiknya jangan diberikan terus menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa nyeri.
2.    antikolinergik
obat yang agak selektif yaitu piranzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asam lambung sekitar 28-43 %.
3.    antagonis reseptor H2
golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau
esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor 
H2  antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin dan fomatidin.

E.   PENYEBAB

Penyebab Dispepsia adalah :
   1. Menelan udara (aerofagi)
   2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
   3. Iritasi lambung (gastritis)
   4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
   5. Kanker lambung
   6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
   7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
   8. Kelainan gerakan usus
   9. Kecemasan atau depresi

  1. DIAGNOSA YANG MUNGKIN TIMBUL
1.Gangguan rasa nyaman b.d nyeri epigastirum
Tujuan dan kriteria :
Dalam 3 hari perawatan klien dapat memenuhi kriteria :
-       Klien secara verbal menyatakan nyeri telah berkurang atau hilang.
-       Klien tidak gelisah,
-       Skala nyeri 1 atau 0.
    Intervensi :
-       Kaji skala nyeri.
-       Atur posisi senyaman mungkin.
-       Ajarkan tekhnik relaksasi dengan tarik napas dalam.
-       Anjurkan istirahat di tempat tidur.
-       Jaga kebersihan mulut.

2.  Potensial perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual
tujuan dan kriteria :
  Selama perawatan klien dapat memenuhi kriteria :
-       Klien mendapat nafsu makan kembali.
-       Klien menghabiskan makanan separuh atau 1 porsi penuh.
    Intervensi :
-       Sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keadaan hangat, tertutup dan berikan dalam porsi kecil.
-       Hindari pemberian makanan yang banyak mengandung gas.
-       Berikan support positif tentang makanan untuk tubuh dan kesehatan.

          3.  Kurang perawatan diri b.d kelemahan
tujuan dan kriteria :
Dalam 3 hari, klien dapat memenuhi kriteria :
-       Kebersihan diri sesuai pola.
-       Keadaan badan, mulut, rambut bersih.
-       Klien merasa nyaman.
      Intervensi :
-       Kaji pola kebersihan diri
-       Ajarkan keluarga dalam kebersihan badan, mulut dan rambut.
-       Lakukan penkes :
§  Pentingnya kebersihan diri.
§  Pola kebersihan diri.
§  Cara kebersihan


DAFTAR PUSTAKA

Arif, et al.1999. Kapita Selekta Kedoteran Edisi III. Media Aeusculspius :
Jakarta

1 komentar:

  1. terima kasih infonya,, sangat membantu saya dalam mencari askep untuk tugas kuliah..

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...