ASUHAN KEPERAWATAN
GASTROENTERITIS AKUT
A. TINJAUAN UMUM
1. DEFENISI
a. Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung
dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitik. (Wong, 2004).
b. Gastroenteritis
adalah defekasi encer lebih dari tiga kali dengan / tanpa darah dan atau lendir
dalam tinja. (Silvia A. Price, 2005)
c. Gastroenteritis
akut adalah diare yang terjadi lebih dari 3 minggu yang terutama ditemukan pada
sindrom pasca enteritis, intoleransi laktosa, cow´s milk protein intoleransi (C.L Betz, 2002)
d. Gastroenteritis
adalah kondisi dimana terjadi frekwensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3
kali/hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 g / hari) dan konsistensi
feses cair. (Brunner & Suddarth ; 2002).
Berdasarkan
uraian pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa Gastroenteritis
adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri,
virus, pathogen parasitik yang terjadi
lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses cair dengan/tanpa darah
dan atau lendir dalam tinja.
2. ETIOLOGI
Ada beberapa penyebab
Gastroenteritis
a. Penyebab langsung
1. Infeksi :
a) infeksi virus (rota virus dan virus echo)
b) infeksi bakteri (Vibriocoma, Ecserchia coli, salmonella, shigella,
yarsinia enterecolica).
c) infeksi parasit (cacing protozoa dan jamur)
2. Non infeksi :
a) Alergi makanan : susu dan protein
b) Gangguan metabolic atau malabsorbsi
c) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan.
b. Penyebab tidak langsung
Alergi, kesehatan, cuaca,
musim, umur, dan lingkungan. (C.L Betzar,
A. Sowden, 2002)
3. PATOFISIOLOGI
Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh
peningkatan produksi dan sekresi air, serta elektrolit oleh mukosa usus,
kedalam lumen usus.
Diare osmotic terjadi bila air terdorong kedalam usus oleh tekanan osmotic
dari partikel yang tidak dapat diabsorbsi sehingga reabsorbsi air menjadi
lambat.
Diare osmotic campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltic dari
usus, (biasanya karena penyakit usus implamasi dari kombinasi peningkatan
sekresi atau penurunan absorbsi dalam usus. (Sylvia A. Price, 2005).
4. MANIFESTASI KLINIK
Frekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan
dalam feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borboringus),
anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmosik yang nyeri dan peregangan yang tidak
efektif pada anus dapat terjadi pada setiap defekasi.
Gastroenteroitis dapat eksploratif atau bertahap dalam sifat dan awitan.
Gejala yang berkaitan langsung dalam diare diantaranya adalah dehidrasi dan
kelemahan. Feses berair adalah karateristik dari penyakit usus halus dan adanya
mucus dan pus dalam feses menunjukkan adanya ebteritis inflamasi atau colitis.
(Sylvia A. Price, 2005).
5. EVALUASI DIAGNOSTIK
Apabila penyebab Gastroenteritis tidak terbukti maka tes diagnostic berikut
harus dilakukan yaitu :
a. Hitung darah lengkap.
b. Sifat kimia
c. Urinalisis
d. Pemeriksaan feses
rutin
e. Pemeriksaan feses
untuk infeksi atau parasit. (Sylvia A.
Price, 2005).
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan
penyakit dasar. Obat-obatan tertentu misalnya prednisone dapat mengurangi
beratnya diare dan penyakit.
Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glikosa serta
elektrolit dapat diberikan untuk rehidrasi ringan. (Sylvia A. Price, 2005).
7. KOMPLIKASI
a. Cardiac Dysritmia
b.
Asidosis metabolic
c. Dehidrasi
d. Hipotensi
e. Kematian
f.
Kontraksi ventrikel premature. (Sylvia A. Price, 2005).
B. Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan
Untuk melaksanakan asuhan keperawatan digunakan suatau pendekatan
proses keperawatan yang terdiri dari
langkah-langkah ilmiah yaitu : Pengkajian Keperawatan, Dampak Kebutuhan Dasar
Manusia (KDM), Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi
Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan.(Wartonoh, 2006)
1. Pengkajian Keperawatan
Data pengkajian keperawatan pada
pasien yang mengalami Gastroenteritis
adalah sebagai berikut.
a. Pengumpulan data
1) Aktifitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, perasaan gelisah, ansietas. Pembatasan aktifitas/kerja
sehubungan dengan proses penyakit.
2) Integritas ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, perasaan
tak berdaya/ tak ada harapan.Faktor
stress akut/kronis, misalnya : hubungan keluarga/pekerjaan, pengobatan
yang mahal.Faktor budaya /peningkatan pervalensi pada populasi yahudi
sering meningkat pada individu Eropa
Utara dan keturunan Angio-Saxon.
Tanda :
Menolak, perhatian menyempit, depresi.
3) Eliminasi
Gejala :
Episode diare yang tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering, tak
terkontrol, flatus lembut dan semiciar, bau busuk dan berlemak (steatore), melena.
4) Makanan/cairan
Gejala :
Anoreksia : mual/muntah , penurunan berat badan, tak toleran pada diet,
produk susu, makanan berlemak.
Tanda :Penurunan
lemak subkutan/massa otot. Kelemahan,tonus otot buruk dan turgor kulit buruk,
membran mukosa pucat.
5) Hygiene
Tanda : Ketidak mampuan menghadapi perawatan diri,
bau badan.
6) Nyeri/Kenyamanan
Gejala :
Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan bawah ; nyeri abdomen tengah bawah (keterlibatan
jejunum), nyeri tekan menyebar kebagian periumbilikal, Titik nyeri berpindah,
nyeri tekan (erthritis).
Tanda :
Nyeri tekan abdomen/distensi.
7) Keamanan
Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anemia
hemolitik, vaskulitas. Artritis (memperburuk gejala dengan eksaserbasi penyakit
usus). Peningkatan suhu tubuh 39,6-40˚C (ekaserbi akut). Penglihatan kabur,
Alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine kedalam usus dan
mempunyai efek inflamasi.
Tanda : Lesi kulit
mungkin ada, misalnya eritema nodusum (meningkat,nyeri tekan, kemerahan dan
membengkak) pada tangan, muka, pioderma gangrenosa (lesi tekan purulen/lepuh
dengan batas keunguan) pada paha, kaki dan mata kanan. Ankilosa spondalitis.
Uveitis, konjungtivitis/iritasi.
8) Interaksi social
Gejala : Masalah
berhubungan / peran sehubungan dengan kondisi . Ketidakmampuan aktif secara social.
9) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus.
2. Analisa data
Dengan melihat data
subyektif dan data obyektif dapat menentukan permasalahan yang dihadapai klien
dengan memperlihatkan masalah dapat di ketahui penyebab efek dari masalah
tersebut. Dari analisa data di tentukan diagnosa keperawatan yang muncul. (Doenges, 2000)
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang
dapat muncul pada pasien diare anak :
a. Diare
berhubungan dengan inflamasi, atau malabsorbsi usus
b. Resiko tinggi terhadap
kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak
cairan (diare berat dan muntah).
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrient.
d. Ansietas berhubungan dengan factor psikologis /
rangsang simpatis (proses inflamasi).
e. Nyeri berhubungan
dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit, akskoreasi fisura
oerirektal.
f. Koping
indivudu tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit yang tidak diduga.
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat
informasi atau tidak mengenal sumber. (Brunner dan Suddarth, 2000)
5. Intervensi Keperawatan
a. Diare berhubungan dengan
inflamasi, atau malabsorbsi usus.
Tujuan:Melaporkan
penurunan frekuensi defekasi,konsistensi kembali normal.
Intervensi
|
Rasional
|
1. Observasi dan catat frekwensi
devekasi, karakteristi, jumlah dan
factor pencetus
2 . Tingkatkan tirah baring
3. Identifikasi makanan dan cairan
yang menyebabkan diare
4. Berikan cairan peroral, tawarkan
minum air putih tiap 1 jam.
5. Kolaborasi pemberian obat
antikolinergi
|
1. Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya.
2. Istirahat menurunkan mobilitas usus juga laju metabolisme bila infeksi
atau perdarahan sebagai komplikasi
3. Menghindarkan iritan, meningkatkan
istirahat usus.
4. Memberikan istirahat kolon dengan menghilanhkan atau menurunkan
rangsang makanan / cairan.
5. Menurunkan mortilitas / peristaltic GI dan menurunkan sekresi digesti
untuk menghilangkan kram dan diare
|
b. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak cairan (diare berat dan muntah)
Tujuan : Mempertahankan volume
cairan adekuat.
Intervensi
|
Rasional
|
1. Awasi masukan dan haluan, karakter dan jumlah feses
2. Kaji tanda vital
3. Observasi
kulit kering berlebihan dan membrane mukosa, penurunan turgor Kulit, pengisapan kapiler lambat.
4. Catat
kelemahan otot umum atau
Disritmia jantung
5. Berikan cairan parenteral
sesuai indikasi
6. Berikan obat sesuai indikasi antidiare
|
1. Memberikan informasi tentang
Keseimbangan cairan
2. Hipotensi (termasuk postoral), takikardia demam dapat menunjukkan terhadap Efek / kehilangan cairan
3. Menunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi.
4. Kelemahan usus berlebihan dapat
Menimbulkan ketidakseimbangan
Elektrolit
5. Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk
memeperbaiki kehilanngan /anemia
6. Menurunkan kehilangan cairan dari usus
|
c . Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
absorbsi nutrient.
Tujuan :
Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai sasaran
Intervensi
|
Rasional
|
1. Timbang berat badan tiap hari
2. Dorong tirah baring dan/atau pembatasan aktifitas selama fase sakit
akut.
3. Anjurkan istirahat sebelum makan
4. Dorong pasien untuk menyatakan
Permasalahaan mulai makan diet
5. Pertahankan puasa sesuai indikasi
6. Berikan nutrisi parenteral total, terapi IV sesuai indikasi.
|
1. Memberikan informasi tentang kebutuhan diet / keefektifan terapi
2. Menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah penurunan kalori dan
simpanan energi.
3. Menenangkan peristaltic dan meningkatkan energi untuk makanan.
4. Keragu-raguan untuk makan mungkin dakibatkan oleh takut makanan akan
menyebabkan eksaserbasi gejala.
5. Istirahat usus menurunkan peristaltic dan diare dimana menyebabkan
malabsorbsi
/ kehilangan nutrient.
6. Program ini mengistirahatkan saluran GI sementara memberikan,
|
d .Ansietas berhubungan dengan
factor psikologis / rangsang simpatis (proses
inflamasi)
Tujuan : Menurunkan rileks dan melaporkan
penurunan ansietas sampai tingkat yang
dapat ditangani.
Intervensi
|
Rasional
|
1. Dorong menyatakan
perasaan, berikan umpan
balik
2. Akui bahwa ansietas dan masalah
mirip dengan yang diekspresikan orang lain
3. Bantu klien belajar mekanisme
koping baru misalnya tekhnik mengatasi stress, keterampilan organisasi
4. Berikan lingkungan tenang dan
istirahat
5. Rujuk pada perawat spesialis psikiatri, pelayanan social, penasehat
agama.
|
1. Membuat
hubungan teraupetik,
Membantu
pasien / orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress.
2. Validasi bahwa perasaan normal dapat membantu
menurunkan stress.
3. Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat
membantu dalam menurunkan stress dan ansietas.
4.
Memindahkan klien dari stress luar, meningkatkan relaksasi, membantu
menurunkan ansietas.
5. Di butuhkan bantuan tambahan untuk meningkatkan
control dan mengatasi episode akut.
|
e. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik,
diare lama, iritasi kulit, anoreksia
fisura perirektal.
Tujuan :
Melaporkan nyeri hilang / terkontrol
Intervensi
|
Rasional
|
1. Dorong klien untuk melaporkan nyeri
2. Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya,
intensitas (skala 0-10) selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyeri.
3.Ijinkan klien untuk memulai posisi yang nyaman, misalnya ; lutut
fleksi.
4.Observasi / catat distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan tekanan
darah.
5. Berikan obat sesuai indikasi
Analgesik.
|
1. Mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada meminta analgesic.
2. Perubahan pada karakteristik nyeri dapat
menunjukkan penyebaran penyakit/ terjadinya komplikasi, misalnya ;vistula
kemih, perforasi, toksik megakolon.
3. Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa
control.
4. Dapat menunjukkan
terjadinya obtruksi usus karena inflamasi, edema, dan jaringan parut.
5. Nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan
perlu penanganan untuk memudahkan
istirahat adekuat dan penyembuhan.
|
f. Koping individu tidak
efektif berhubungan dengan proses penyakit yang tidak diduga
Tujuan : Menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu
untuk membatasi / mencegah
Intervensi
|
Rasional
|
1. Kaji pemahaman klien / orang terdekat dan metode
sebelumnya dalam menerima proses penyakit.
2. Berikan kesempatan pada klien untuk mendiskusikan
bagaimana penyakit telah mempengaruhi hubungan.
3.Bantu klien mengidentifikasi keterampilan koping
efektif secara individu.
4. Masukkan klien atau orang terdekat dalam tim
pertemuan untuk mengembangkan program individu .
|
1. Perawat mampu untuk menerima lebih nyata tentang
masalah saat ini.
2. Stressor penyakit mempengaruhi semua arah hidup
dank lien mengalami kesulitan mengatasi perasaan lemah / nyeri.
3. Penggunaan perilaku yang berhasil sebelumnya
dapat membantu klien menerima situasi / rencana saat ini untuk masa
datang
4. Meningkatkan klontinuitas perawatan dan
memampukan klien atau orang terdekat sebagai bagian perendanaan dan
meningkatkan kerja sama dalam program terapi
|
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat informasi atau
tidak mengenal sumber.
Tujuan :
Menyatakan pemahaman proses penyakit / pengobatan .
Intervensi
|
Rasional
|
1. Tentukan persepsi klien tentang
peruses penyakit
2. Kaji ulang proses penyakit, penyebab / efek hubungan factor yang
menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan factor
pendukung.
3. Kaji ulang obat, tujuan,
frekuensi, dosisi, dan kemungkinan efek samping.
4. Tekankan pentingnya perawatan kulit, misalnya : teknik cuci tangan
dengan baik dan perawatan parineal yang baik
|
1.Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran
kebutuhan belajar individu.
2. Faktor pencetus/
pemberat individu sehungga kebutuhan klien untuk waspada terhadap makanan,
cairan dan factor pola hidup dapan mencetus gejala.
3. Meningkatkan
pemahaman dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program kesehatan.
4. Menurunkan penyebaran bakteri dan resiko
iritasi kulit / kerusakan infeksi
|
Thank's ya buat Askep nya
BalasHapus