Pages

Kamis, 19 Juli 2012

ASKEP GEA


ASUHAN KEPERAWATAN
GASTROENTERITIS AKUT


A.   TINJAUAN UMUM
1.  DEFENISI
a.  Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan     usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitik. (Wong, 2004).
b.      Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari tiga kali dengan / tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. (Silvia A. Price, 2005)
c.      Gastroenteritis akut adalah diare yang terjadi lebih dari 3 minggu yang terutama ditemukan pada sindrom pasca enteritis, intoleransi laktosa, cow´s milk protein  intoleransi (C.L Betz, 2002)
d.      Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekwensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 g / hari) dan konsistensi feses cair. (Brunner & Suddarth ; 2002).
                        Berdasarkan uraian pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus,  pathogen parasitik yang terjadi lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses cair dengan/tanpa darah dan atau lendir dalam tinja.

2.     ETIOLOGI
           Ada beberapa penyebab Gastroenteritis
            a. Penyebab langsung            
              1. Infeksi :
a) infeksi virus (rota virus dan virus echo)
b) infeksi bakteri (Vibriocoma, Ecserchia coli, salmonella, shigella, yarsinia enterecolica).
c) infeksi parasit (cacing protozoa dan jamur)
               2. Non infeksi :
a) Alergi makanan : susu dan protein
b) Gangguan metabolic atau malabsorbsi
c) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan.   
        b. Penyebab tidak langsung
            Alergi, kesehatan, cuaca, musim, umur, dan lingkungan. (C.L Betzar,         A. Sowden, 2002)

3.  PATOFISIOLOGI
Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan sekresi air, serta elektrolit oleh mukosa usus, kedalam lumen usus.
Diare osmotic terjadi bila air terdorong kedalam usus oleh tekanan osmotic dari partikel yang tidak dapat diabsorbsi sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.
Diare osmotic campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltic dari usus, (biasanya karena penyakit usus implamasi dari kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan absorbsi dalam usus. (Sylvia A. Price, 2005).

4.  MANIFESTASI KLINIK
Frekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borboringus), anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmosik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus dapat terjadi pada setiap defekasi.
Gastroenteroitis dapat eksploratif atau bertahap dalam sifat dan awitan. Gejala yang berkaitan langsung dalam diare diantaranya adalah dehidrasi dan kelemahan. Feses berair adalah karateristik dari penyakit usus halus dan adanya mucus dan pus dalam feses menunjukkan adanya ebteritis inflamasi atau colitis. (Sylvia A. Price, 2005).

5.  EVALUASI DIAGNOSTIK
Apabila penyebab Gastroenteritis tidak terbukti maka tes diagnostic berikut harus dilakukan yaitu :
a.    Hitung darah lengkap.
b.    Sifat kimia
c.    Urinalisis
d.    Pemeriksaan feses rutin
e.    Pemeriksaan feses untuk infeksi atau parasit.  (Sylvia A. Price, 2005).

6.  PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tertentu misalnya prednisone dapat mengurangi beratnya diare dan penyakit.
Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glikosa serta elektrolit dapat diberikan untuk rehidrasi ringan. (Sylvia A. Price, 2005).

7. KOMPLIKASI
          a. Cardiac Dysritmia
          b. Asidosis metabolic                                       
          c. Dehidrasi
          d. Hipotensi
          e. Kematian
  f.  Kontraksi ventrikel premature. (Sylvia A. Price, 2005).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Untuk melaksanakan asuhan keperawatan digunakan suatau pendekatan proses  keperawatan yang terdiri dari langkah-langkah ilmiah yaitu : Pengkajian Keperawatan, Dampak Kebutuhan Dasar Manusia (KDM), Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan.(Wartonoh, 2006)
     1. Pengkajian Keperawatan
  Data pengkajian keperawatan pada pasien yang   mengalami Gastroenteritis adalah sebagai berikut.
a. Pengumpulan data
1)    Aktifitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, perasaan gelisah,     ansietas. Pembatasan aktifitas/kerja sehubungan dengan proses  penyakit.
2)     Integritas ego
                Gejala  : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, perasaan tak berdaya/ tak ada harapan.Faktor  stress akut/kronis, misalnya : hubungan keluarga/pekerjaan, pengobatan yang mahal.Faktor budaya /peningkatan pervalensi pada populasi yahudi sering  meningkat pada individu Eropa Utara dan keturunan Angio-Saxon.
           Tanda   :  Menolak, perhatian menyempit, depresi.     
3)    Eliminasi
                 Gejala  :   Episode diare yang tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering, tak terkontrol, flatus lembut dan semiciar, bau busuk dan berlemak   (steatore), melena.
4)    Makanan/cairan
                 Gejala  :  Anoreksia : mual/muntah , penurunan berat badan, tak toleran pada diet, produk susu, makanan berlemak.
                 Tanda :Penurunan lemak subkutan/massa otot. Kelemahan,tonus otot buruk dan turgor kulit buruk, membran mukosa pucat.
5)    Hygiene
Tanda   :    Ketidak mampuan menghadapi perawatan diri, bau badan.
6)    Nyeri/Kenyamanan
                  Gejala  :     Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan bawah  ; nyeri abdomen tengah bawah (keterlibatan jejunum), nyeri tekan menyebar kebagian periumbilikal, Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (erthritis).
               Tanda   :   Nyeri tekan abdomen/distensi.
7)    Keamanan
                Gejala  : Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitas. Artritis (memperburuk gejala dengan eksaserbasi penyakit usus). Peningkatan suhu tubuh 39,6-40˚C (ekaserbi akut). Penglihatan kabur, Alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine kedalam usus dan mempunyai efek inflamasi.
                 Tanda : Lesi kulit mungkin ada, misalnya eritema nodusum (meningkat,nyeri tekan, kemerahan dan membengkak) pada tangan, muka, pioderma gangrenosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan batas keunguan) pada paha, kaki dan mata kanan. Ankilosa spondalitis. Uveitis, konjungtivitis/iritasi.
8)    Interaksi social
                Gejala : Masalah berhubungan / peran sehubungan dengan kondisi .   Ketidakmampuan aktif secara social.
9)    Penyuluhan/pembelajaran
               Gejala :   Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus.

     2. Analisa data
                Dengan melihat data subyektif dan data obyektif dapat menentukan permasalahan yang dihadapai klien dengan memperlihatkan masalah dapat di ketahui penyebab efek dari masalah tersebut. Dari analisa data di tentukan diagnosa keperawatan yang muncul.  (Doenges, 2000)

   3. Diagnosa Keperawatan
            Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien diare anak :  
a.      Diare berhubungan dengan inflamasi, atau malabsorbsi usus

b.    Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan   banyak cairan (diare berat dan muntah).
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrient.
d. Ansietas berhubungan dengan factor psikologis / rangsang simpatis (proses inflamasi).
e.    Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit, akskoreasi fisura oerirektal.
f.      Koping indivudu tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit yang tidak diduga.
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat informasi atau tidak mengenal sumber. (Brunner dan Suddarth, 2000)

   5. Intervensi Keperawatan
       a. Diare berhubungan dengan inflamasi, atau malabsorbsi usus.
           Tujuan:Melaporkan penurunan frekuensi defekasi,konsistensi kembali normal.
Intervensi
Rasional
1.  Observasi dan catat frekwensi devekasi, karakteristi, jumlah dan  factor pencetus
2 . Tingkatkan tirah baring


3.  Identifikasi makanan dan cairan yang menyebabkan diare
4. Berikan cairan peroral, tawarkan   minum air putih tiap 1 jam.
   
5. Kolaborasi pemberian obat
    antikolinergi
1. Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya.
2. Istirahat menurunkan mobilitas usus juga laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi
3. Menghindarkan iritan,  meningkatkan istirahat usus.
4. Memberikan istirahat kolon dengan menghilanhkan atau menurunkan rangsang makanan / cairan.
5. Menurunkan mortilitas / peristaltic GI dan menurunkan sekresi digesti untuk menghilangkan kram dan diare    


b. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan  kehilangan banyak   cairan (diare berat dan muntah)
      Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat.
Intervensi
Rasional
1. Awasi masukan dan haluan, karakter dan jumlah feses
  2.  Kaji tanda vital



3.  Observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa, penurunan turgor  Kulit, pengisapan kapiler lambat.
4.  Catat kelemahan otot umum atau
     Disritmia jantung

5.  Berikan cairan parenteral sesuai indikasi


6. Berikan obat sesuai indikasi antidiare
1. Memberikan informasi tentang
    Keseimbangan cairan
2. Hipotensi (termasuk postoral), takikardia demam dapat    menunjukkan terhadap  Efek / kehilangan cairan
3. Menunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi.
4. Kelemahan usus berlebihan dapat
    Menimbulkan ketidakseimbangan
    Elektrolit 
5. Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk memeperbaiki kehilanngan /anemia
6. Menurunkan kehilangan cairan dari usus

c . Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi    nutrient.
  Tujuan  :  Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan   berat badan sesuai    sasaran 
Intervensi
Rasional
1. Timbang berat badan tiap hari
2. Dorong tirah baring dan/atau pembatasan aktifitas selama fase sakit akut.
3. Anjurkan istirahat sebelum makan

4.  Dorong pasien untuk menyatakan
    Permasalahaan mulai makan diet



5. Pertahankan puasa sesuai indikasi


6. Berikan nutrisi parenteral total, terapi  IV sesuai indikasi.
1. Memberikan informasi tentang kebutuhan diet / keefektifan terapi
2. Menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.
3. Menenangkan peristaltic dan meningkatkan energi untuk makanan.
4. Keragu-raguan untuk makan mungkin dakibatkan oleh takut makanan akan menyebabkan eksaserbasi gejala.
5. Istirahat usus menurunkan peristaltic dan diare dimana menyebabkan malabsorbsi
    / kehilangan nutrient.
6. Program ini mengistirahatkan saluran GI sementara memberikan, 

       d .Ansietas berhubungan dengan factor psikologis / rangsang simpatis (proses  inflamasi)
           Tujuan :  Menurunkan rileks dan melaporkan penurunan   ansietas sampai tingkat yang dapat ditangani. 
Intervensi
Rasional
1.  Dorong menyatakan perasaan,       berikan umpan balik 



2.  Akui bahwa ansietas dan masalah mirip dengan yang diekspresikan orang lain
3.  Bantu klien belajar mekanisme koping baru misalnya tekhnik mengatasi stress, keterampilan organisasi 
4.  Berikan lingkungan tenang dan istirahat 

5. Rujuk pada perawat spesialis psikiatri, pelayanan social, penasehat agama. 
1.  Membuat hubungan teraupetik,
     Membantu pasien / orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang  menyebabkan stress. 

2. Validasi bahwa perasaan normal dapat membantu menurunkan stress. 
3. Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stress dan ansietas.
 4. Memindahkan klien dari stress luar, meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan ansietas.
5. Di butuhkan bantuan tambahan untuk meningkatkan control dan mengatasi episode akut. 

       e.  Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit, anoreksia   fisura perirektal.
              Tujuan  :  Melaporkan nyeri hilang / terkontrol  
Intervensi
Rasional
1. Dorong klien untuk melaporkan nyeri
2. Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10) selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyeri.
3.Ijinkan klien untuk memulai posisi yang nyaman, misalnya ; lutut fleksi. 
4.Observasi / catat distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan tekanan darah.
5. Berikan obat sesuai indikasi  
     Analgesik.
1. Mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada  meminta analgesic. 
2. Perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan penyebaran penyakit/ terjadinya komplikasi, misalnya ;vistula kemih, perforasi, toksik megakolon.
3. Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa control.
4. Dapat menunjukkan terjadinya obtruksi usus karena inflamasi, edema, dan jaringan parut.
5. Nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu penanganan untuk memudahkan  istirahat adekuat  dan  penyembuhan.

      f. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit yang tidak   diduga
            Tujuan  : Menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk membatasi /  mencegah 
Intervensi
Rasional
1. Kaji pemahaman klien / orang terdekat dan metode sebelumnya dalam menerima proses penyakit.
2. Berikan kesempatan pada klien untuk mendiskusikan bagaimana penyakit telah mempengaruhi hubungan. 

3.Bantu klien mengidentifikasi keterampilan koping efektif secara individu. 


4. Masukkan klien atau orang terdekat dalam tim pertemuan untuk mengembangkan program individu .

1. Perawat mampu untuk menerima lebih nyata tentang masalah saat ini. 

2. Stressor penyakit mempengaruhi semua arah hidup dank lien mengalami kesulitan mengatasi perasaan lemah / nyeri. 
3. Penggunaan perilaku yang berhasil sebelumnya dapat membantu klien menerima situasi / rencana saat ini untuk masa datang 
4. Meningkatkan klontinuitas perawatan dan memampukan klien atau orang terdekat sebagai bagian perendanaan dan meningkatkan kerja sama dalam program terapi

g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat informasi atau tidak mengenal sumber.
            Tujuan  :  Menyatakan pemahaman proses penyakit / pengobatan .
Intervensi
Rasional
1.  Tentukan persepsi klien tentang peruses penyakit 


2. Kaji ulang proses penyakit, penyebab / efek hubungan factor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan factor pendukung. 
3.  Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosisi, dan kemungkinan efek samping. 
4. Tekankan pentingnya perawatan kulit, misalnya : teknik cuci tangan dengan baik dan perawatan parineal yang baik
1.Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu.
2. Faktor pencetus/ pemberat individu sehungga kebutuhan klien untuk waspada terhadap makanan, cairan dan factor pola hidup dapan mencetus gejala.

3. Meningkatkan pemahaman dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program kesehatan. 
4.  Menurunkan penyebaran bakteri dan resiko iritasi kulit / kerusakan infeksi

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...