Asuhan
Keperawatan Luka Bakar
( Combostio
)
A.
PENGERTIAN.
Luka Bakar adalah luka yang disebabkan
oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan
radiasi, juga kontak dengan suhu rendah (frost bite).
à Kematian
dan akibat lain berkaitan dengan problem
fungsi maupun estetik.
B.
ETIOLOGI
Hampir semua luka bakar yang menimpa anak-anak terjadi di rumah pada waktu
kita tidur. Vektor-vektor
utama energi panas yang bersangkutan adalah cairan serta bahan padat yang
panas, bahan-bahan seperti kain yang mudah terbakar, cairan yang mudah menguap
dan terbakar serta rumah tempat tinggal. Bahan-bahan yang dapat terbakar,
paling lazim kebakarannya ditimbulkan oleh korek api, alat-alat pemanas ruangan
yang tidak dijaga dengan baik, kompor di dapur atau alat-alat pemanas/ memasak
air.
C. PATOFISIOLOGI
Cedera
termis menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sampai shock,
dapat menimbulkan asidosis, nekrosis tubular akut dan disfungsi cerebral.
Kondisi ini dijumpai pada fase awal yang berlangsung sampai 72 jam I. Dengan kehilangan kulit yang memiliki fungsi
sebagai barier, maka sangat mudah terinfeksi dan mudah terjadi penguapan cairan
tubuh yang berlebihan disertai pengeluaran protein dan energi sehingga terjadi
gangguan metabolisme. Jaringan nekrosis
yang ada melepas toksin yang dapat menimbulkan sepsis dan kegagalan fungsi
organ tubuh. Reaksi inflamasi yang berlanjut akan menyebabkan kerapuhan
jaringan dan struktur-strukturnya.
Kondisi ini menimbulkan parut yang tidak beraturan, kontraktur dan deformitas
sendi.
Sel-sel
dapat menahan temperatur sampai 44 0C tanpa kerusakan permanen. Antara 44 dan 51 0C à kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda
untuk tiap derajat kenaikan temperatur.
Lebih dari 51 0C protein terdenaturasi dan kerusakan protein
sangat hebat. Diatas 71 0C
: kerusakan seluler sangat cepat.
D.
MANISFESTASI KLINIS
Berikut ini
adalah manisfestasi awal untuk luka bakar sedang sampai berat:
1.
Takikardia
2.
Tekanan darah turun
3.
Ekstremitas dingin
4.
Perubahan tingkat kesadaran
5.
Dehidrasi ( Penurunan turgor kulit, penurunan jumlah urin yang
keluar, lidah dan kulit kering)
6.
Peningkatan frekuensi napas
7. Pucat (tidak
ada pada luka bakar derajat kedua dan ketiga)
E. DERAJAT
LUKA BAKAR.
Secara
klasik luka bakar terbagi 3 macam, yaitu :
1). Derajat I ( Luka Bakar Superfisial ).
Terbatas pada lapisan epdermis ditandai
dengan kemerahan yang akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5 – 7 hari.
2). Derajat II (
Luka Bakar Dermis ).
Mencapai kedalaman
dermis, tetapi masih ada elemen epitel
yang tersisa. Dengan adanya sel epitel
yang sehat ini luka dapat sembuh dalam 10
- 21 hari. Karena kerusakan kapiler
dan ujung saraf di dermis maka luka
tampak pucat dan lebih nyeri karena ada iritasi ujung syaraf sensorik. Timbul bula berisi cairan eksudat yang keluar
dari pembuluh darah. karena permeabilitas dindingnya meninggi.
Derajat
II dibedakan menjadi :
a.
Derajat
II Dangkal;
Kerusakan
mengenai bagian siperfisial dari dermis dan sembuh spontan 14
– 15 hari.
b.
Derajat
II Dalam ;
Kerusakan mengenai
hampir seluruh bagian dermis dan dirasakan nyeri. Sembuh lebih lama tergantung dari sel epitel
sehat yang masih tersisa. Penyembuhan lebih dari satu bulan.
3). Derajat III.
Meliputi
seluruh kedalaman kulit, subkutis atau organ yang lebih dlm. Karena elemen epitel rusak semuanya maka
kesembuhan dilakukan dengan cangkok kulit. Karena koagulasi protein yang
terjadi maka gambaran kulit putih, tidak ada bula, tidak nyeri.
Derajat
luka bakar berhubungan dengan beberapa faktor, yaitu
1.
Kondisi jaringan yang terkena.
Syaraf dan pembuluh
darah merupakan struktur yang kurang tahan terhadap konduksi panas, sedangkan
tulang paling tahan. Jaringan lain
memiliki konduksi sedang.
2.
Waktu kontak.
3.
Pigmentasi kulit.
F. KLASIFIKASI
LUKA BAKAR.
1.
Berat, bila :
§ Derajat II
dengan luas lebih dari 25 %.
§ Derajat III
dengan luas lebih dari 10 %.
§ Disertai
trauma jalan nafas, jaringan lunak luas, fraktur.
§ Akibat
listrik.
2. Sedang, bila
:
§ Derajat II
dengan luas 15 – 25 %.
§ Derajat III
dengan luas kurang dari 10 %, kecuali muka, kaki dan tangan.
3. Ringan, bila
:
§ Derajat II
dengan luas kurang dari 15 %.
§ Derajat III
kurang dari 2 %.
G. LUAS
LUKA BAKAR.
Perhitungan
luas luka bakar menurut Role of Nine
dari Walace.
- Kepala dan leher : 9 %.
- Ekstremitas atas : 2 x 9 %.
- Paha dan kaki : 4 x 9 %.
- Perineum dan genital : 1 %.
H. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1.
Hitung darah lengkap (CBC)-menurun
2.
Nilai analisis gas darah arteri-asidosis metabolic (pH turun,
tekanan parsial karbon dioksida [Po2] turun)
3.
Elektrolit serum-menurun karena menghilang ke daerah trauma dan
ruang interstisial
4.
Glukosa serum-meningkat karena glkoneogenesis akibat stress
5.
Nitrogen urea darah (BUN)-meningkat karena kerusakan jaringan dan
oliguria
6.
Kreatinin-meningkat karena kerusakan jaringan dan oliguria
7.
Kadar protein serum-menurun karena pemecahan protein karena
kebutuhan energi yang meningkat
8. Foto toraks
I.
KOMPLIKASI
1. Gagal ginjal
2. Asidosis
metabolic
3. Hiperkalemia
4. Hiponatremia
5.
Hipokalsemia
6.
Masalah paru, yang terdiri dari :
a.
Edema paru
b.
Insufisiensi paru
c.
Embolus paru
d.
Pneumonia bacterial
7. Infeksi
8. Ulkus
Curling
J. PENATALAKSANAAN
1. Prinsip
Penanganan Luka Bakar.
õ
Penutupan lesi sesegera mungkin.
õ
Pencegahan infeksi.
õ
Mengurangi rasa nyeri.
õ
Pencegahan trauma mekanik pada kulit.
õ
Pembatasan jaringan parut.
2. Pada
Saat Kejadian.
õ
Jauhkan korban dari sumber trauma.
õ
Padamkan api dan siram kulit yang panas dengan
air.
õ
Kalau trauma bahan kimia à siram
kulit dengan air mengalir.
3. Tindakan
Selanjutnya.
a. Lakukan
resusitasi dengan memperhatikan jalan nafas dan sirkulasi.
b. Periksa
cedera diseluruh tubuh secara sistematis.
c. Untuk
memenuhi kebutuhan cairan maka memakai
perhitungan :
1). Berat
badan (kg) x % luka bakar x
1 cc Nacl.
2). Berat
badan (kg) x %
luka bakar x 1 cc larutan koloid.
3). 2000
cc glukosa 5 %.
Keterangan :
Ø Terapi
cairan di atas diindikasikan pada luka bakar derajat II / III dengan luas lebih
dari 25 % atau pasien yang tidak dapat minum.
Ø Terapi
dihentikan bila masukan oral dapat diberikan.
Ø Separo
dari jumlah 1,2 dan 3 diberi pada 8 jam
I, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Ø Pada
hari ke 2 diberikan ½ dari jumlah cairan hari I.
Ø Hari ke
3 diberikan ½ dari jumlah cairan hari
ke 2..
d. Berikan
analgetik.
e. Lakukan
pencucian luka setelah sirkulasi stabil, bila perlu lakukan debredement.
f. Berikan
antibiotika topical sesudah pencucian luka.
g. Berikan
antitetanus / toxoid yaitu ATS 3.000 Unit pada orang dewasa dan separuh untuk
anak.
K. KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
·
Aktifitas/istirahat:
Tanda:
Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit;
gangguan massa otot, perubahan tonus.
·
Sirkulasi:
Tanda
(dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan
nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum
dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia
(syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan
(semua luka bakar).
·
Integritas ego:
Gejala:
masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda:
ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
· Eliminasi:
Tanda: haluaran
urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam kemerahan bila
terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah
kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising
usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai
stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
·
Makanan/cairan:
Tanda:
oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
·
Neurosensori:
Gejala: area
batas; kesemutan.
Tanda:
perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada
cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal;
kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur
membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
·
Nyeri/kenyamanan:
Gejala:
Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga
tidak nyeri.
·
Pernafasan:
Gejala:
terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi).
Tanda: serak;
batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan sekresi oral
dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan
torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau
stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal);
bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan
nafas dalam (ronkhi).
·
Keamanan:
Tanda:
Kulit umum:
destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan
dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit
tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada
adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api:
terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase intensitas panas
yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut
kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau
lingkar nasal.
Cedera
kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit
mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh;
ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari
tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah
cedera.
Cedera
listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif),
luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal
sehubungan dengan pakaian terbakar.
Adanya
fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik
sehubungan dengan syok listrik).
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak
efektifnya pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas
2. Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit b.d banyaknya penguapan/cairan tubuh yang
keluar
3. Nyeri b.d
kerusakan kulit dan tindakan pencucian .
4. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolik(BMR)
5. Risti
infeksi b.d kerusakan integritas kulit
6. Gangguan
mobilisasi b.d keruskan jaringan dan kontraktur
7. Kurang
pengetahuan tentang kondisi luka bakar, prognosis dan perawatan luka bakar b.d
kurangnya informasi
M. RENCANA KEPERAWATAN
1. Tidak
efektifnya pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas
Tujuan
: Oksigenasi jaringan adekuat
Kriteria Hasil : - Tidak ada tanda-tanda sianosis
- Frekuensi nafas 12 - 24
x/mnt
Intervensi
:
·
Kaji tanda-tanda
distress nafas, bunyi, frekuensi, irama, kedalaman nafas
·
Monitor tanda-tanda hipoksia
(agitsi,takhipnea, stupor,sianosis)
·
Kolabolarasi dengan tim
medis untuk pemasangan ventilator bila diperlukan
·
Kolaborasi dengan tim
medis untuik pemberian inhalasi terapi bila diperlukan
2. Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit b.d banyaknya penguapan/cairan tubuh yang
keluar
Tujuan : Pemulihan cairan optimal dan keseimbangan elektrolit serta perfusi organ vital
tercapai
Kriteria Hasil : - BP 100-140/60 –90 mmHg
- Turgor elastis
- Mukosa lembab
- Akral hangat
- Rasa haus tidak ada
Intervensi :
·
Berikan banyak minum
kalau kondisi lambung memungkinkan baik secara langsung maupun melalui NGT
·
Monitor dan catat
intake, output (urine 0,5 – 1 cc/kg.bb/jam)
·
Beri cairan infus yang
mengandung elektrolit (pada 24 jam ke I), sesuai dengan rumus formula yang
dipakai
·
Monitor vital sign
·
Monitor kadar Hb, Ht,
elektrolit, minimal setiap 12 jam
3. Nyeri b.d
kerusakan kulit dan tindakan pencucian .
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria Hasil : - Skala 1-2
- Expresi wajah tenang
- Nadi 60-100 x/mnt
- Klien tidak gelisah
Intervensi :
·
Kaji rasa nyeri
·
Atur posisi tidur
senyaman mungkin
·
Anjurkan klien untuk
teknik rileksasi
·
Lakukan prosedur
pencucian luka dengan hati-hati
·
Lakukan prosedur
pencucian luka dengan hati-hati
·
Anjurkan klien untuk
mengekspresikan rasa nyeri yang dirasakan
·
Beri tahu klien tentang
penyebab rasa sakit pada luka bakar
·
Kolaborasi dengan tinm
medis untuik pemberian analgetik
4. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolik(BMR)
Tujuan : Intake nutrisi adekuat dengan mempertahankan 85-90% BB
Kriteria Hasil : - Intake kalori 1600 -2000 kkal
- Intake protein +- 40 gr /hari
- Makanan yang disajikan habis
dimakan
Intervensi :
·
Kaji sejauh mana
kurangnya nutrisi
·
Lakukan penimbangan
berat badan klien setiap hari (bila mungkin)
·
Pertahankan keseimbangan
intake dan output
·
Jelaskan kepada klien
tentang pentingnya nutrisi sebagai penghasil kalori yang sangat dibutuhkan
tubuh dalam kondisi luka bakar.
·
Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian nutrisi parenteral
·
Kolaborsi dengan tim
ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang adekuat.
5. Risti
infeksi b.d kerusakan integritas kulit
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil : - Suhu 36 – 37 C
- TD 100-140/60 –90 mmHg
- Leukosit 5000 -10.000.ul
- Tidak ada kemerahan,
pembengkakan, dan kelainan fungsi
Intervensi :
·
Beritahu klien tentang
tindakan yang akan dilakukan
·
Kaji sampai dimana luas
dan kedalaman luka klien, kalau memungkinkan beritahu klien tentang kondisinya
·
Kaji tanda-tanda infeksi
(dolor, kolor, rubor, tumor dan fungsiolesa)
·
Lakukan ganti balutan
dengan tehnik steril, gunakan obat luka (topical)yang sesuai dengan kondisi
luka dan sesuai dengan program medis
·
Monitor vital sign
·
Pertahankan personal
hygiene
6. Gangguan
mobilisasi b.d keruskan jaringan dan kontraktur
Tujuan : Mobilitas fisik optimal
Kriteria Hasil : - OS mampu melakukan ROM aktif
- Tidak ada tanda-tanda kontraktur
daerah luka bakar
- Kebutuhan sehari-hari terpenuhiA
Intervensi :
·
Kaji kemampuan ROM
(Range Of Motion)
·
Ajarkan dan anjurkan
klien untuk berlatih menggerakan persendian pada eksteremitas secara bertahap.
·
Beri support mental
·
Kolaborasi dengan tim
fisioterapi
·
Untuk program latihan
selanjutnya
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, prognosis dan perawatan luka
bakar b.d kurangnya informasi
Tujuan :
Klien
mengetahui tentang kondisi luka bakar, prognosis dan perawatan luka bakar
Kriteria
Hasil : - Klien terlihat tenang
- Klien mengerti tentang kondisinya
Intervensi :
·
Kaji sejauh mana
pengetahuan klien tentang kondisi, prognosis dan harapan masa depan
·
Diskusikan harapan klien
untuk kembali kerumah, bekerja dan kembali melakukan aktifitras secara normal
·
Anjurkan klien untuk
menentukan program latihan dan waktu untuk istirahat
·
Beri kesempatan pada
klien untuk bertanya mengenai hal-hal yang tidak diketahuinya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Susan Martin Tucker. 1998.
Standar Perawatan Pasien . Volume 3. Penerbit : EGC, Jakarta.
2.
Arif
Mansjoer etc. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. penerbit : Media
Aesculapius, Jakarta.
3.
Sabiston.
1992. Buku Ajar Bedah. Bagian
I. Penerbit : EGC, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar