Pages

Kamis, 25 Agustus 2011

ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM

HIPEREMESIS GRAVIDARUM


            Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaaan sehari- hari terganggu dan keadaan umm menjadi buruk. Mual dan muntah merupkan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimesester I, ± pada minggu ke 6 setelah haid terakhir selama 10 minggu sekitaar 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida mengalami mual da muntah, namun gejala ini lebih berat pada 1/1000 kehamilan (kapita selekta, j1, 259).

A.    Etiologi
Belum diketahui pasti, namun beberapa faktor mempunyai pengaruh, yaitu :
1.      faktor predesposisi, yaitu primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
2.      faktor organik, yaitu alergi, masuknya vili kholiaris dalam sirkulasi, perubahan metabolik akibat hamil, dan resestensi ibu yang menurun.
3.      faktor psikologi

B.     Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dapat menyebabkan ehidrasi, hiponetremia, hipokloremia. Penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga terjadi ketosi. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi m,untah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Malery-Weiss) sehiingga perdarahan gastrointestinal.

C.    Manefestasi klinis
Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagidalam 3 tingkatan, yaitu :


1.      tingkat I
muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada, BB turun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100 x/menit, tekanan darah sistolik turun, turgo kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
2.      tingkat II
pasien tampak lemah dan apatis, liadh kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik dan mata sedikit ikterik, BB turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, ologuria, konstipasi dan napas berbau aseton.
3.      tingkat III
kesadaran pasien menurun dari samnolen sampai koma, muntah berhenti, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tekanan darah makin turun.

D.    Komplikasi
Ensofalipati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental serta payah hati.

E.     Pemeriksaan penunjang
Elektrolit darah dan urinalisis.

F.     Diagnosis
           Dari anamnesis, kemungkinan didapt amenore, tanda kehamilan muda dan muntah terus menerus. Pada pemeriksaan fisik didaptkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, nadi menigkat s/d 100 x/menit, suhu meningkat, TD menurun atau ada tanda dehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapt ditemukan keton.

G.    Diagnosis banding
Muntah karena gastritis, ulkus peptikum, hepatitis, kolesistisis, pielonefritis.

H.    Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak jadi hiperemsis.
·        Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.
·        Makan sedikit-sedikit tetapi sering. Berikan makanan selingan seperti biskuit, roti kering dengan the saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya dalam keadaan panas/ sangat dingin.
·        Defikasi teratur.
I.       Penatalaksanaan

Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu :

·        Penderita diisolasi dalam kamr yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. Kalori diberikan secara parenteral dengan glokusa dalam cairan fisipologis sebanyak 2-3 liter/hari.
·        Dieurisis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbangan cairan.
·        Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan KU bertambah baik, coba berikan minuman dan makanan  sedikit demi sedikit ditambah.
·        Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
·        Dianjurkan pemberian viatamin B1 dan B6 tambahan.
·        Pada keadaan lebih berat berikan antiemetik seperti metokloropiramid, diskolomin hirdroklorida atau klorpromazin.
·        Berikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien bahwa penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis. Bila pengobatan tidak berhasil, bahkan gejala makin berat hingga timbul ikterik, delirium, koma , takikardi, anuria dan perdarahan retina, pertimbangkan abortus terapeutik.

J.      prognosis
dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun, pada tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.

K. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
  1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
  2. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi muntah yang sering.



L. Intervensi
  1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
    Tujuan : Nutrisi terpenuhi
    Kriteria Hasil :
    1. Berat badan tidak turun.
    2. Pasien menghabiskan porsi makan yang di sediakan.
    3. Mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep.

Intervensi :
    • Tunjukkan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu / sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.
    • Monitor tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit, mukosa mulut dan diuresis.
    • Monitor intake dan output cairan.
    • Singkirkan sumber bau yang dapat membuat pasien mual, seperti : deodorant / parfum, pewangi ruangan, larutan pembersih mulut.
    • Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravida biasanya. Berikan inforamasi tentang penambahan prenatal yang optimum.
    • Tingkatkan jumlah makanan padat dan minuman perlahan sesuai dengan kemampuan.
    • Anjurkan pasien untuk minum dalam jumlah sedikit tapi sering.

  1. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi muntah yang sering.
    Tujuan : Nyaman terpenuhi
    Kriteria Hasil :
    1. Nyeri berkurang / hilang
    2. Ekspresi wajah tenang / rilek, tidak menunjukan rasa sakit.

Intervensi :
    • Kaji nyeri (skala, lokasi, durasi dan intensitas)
    • Atur posisi tidur senyaman mungkin sesuai dengan kondisi pasien.
    • Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi.
    • Jelaskan penyebab nyeri pada pasien dan keluarga pasien.
    • Beri kompres hangat pada daerah nyeri.
    • Kaji tanda-tanda vital.
    • Kolaborasi medis untuk pemberian obat-obatan analgetika dan antiemetik.

  1. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.
    Tujuan : Pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatan meningkat.
    Kriteria Hasil :
    1. Pasien dapat mengetahui penyakitnya.
    2. Dapat mendemonstrasikan perawatan diri dan mengungkapkan secara verbal, mengerti tentang instruksi yang diberikan.
    3. Pasien kooperatif dalam program pengobatan.

Intervensi :
    • Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakitnya, gejala, dan tanda, serta yang perlu diperhatikan dalam perawatannya.
    • Beri penjelasan tentang proses penyakit, gejala, tanda dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan dan pengobatan.
    • Jelaskan tentang pentingnya perawatan dan pengobatan.
    • Jelaskan tentang pentingnya istirahat total.
    • Berikan informasi tertulis / verbal yang terpat tentang diet pra natal dan suplemen vitamin / zat besi setiap hari.
    • Evaluasi motivasi / sikap, dengan mendengar keterangan klien dan meminta umpan balik tentang informasi yang diberikan.
    • Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai dengan budaya dan hal- hal tabu selama kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA


Arief…..(et al).1999. kapita selekta kedokteran  edisi III jilid I. Media
Aesculapius : Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...