Pages

Rabu, 11 Januari 2012

ASKEP EKLAMPSIA

Eklamsia

Pengertian
·         Eklamsia adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).
·         Eklamsia adalah suatu komplikasi  kehamilan yg ditandai dengan peningkatan TD  (S > 180 mmHg,D > 110 mmHg),proteinuria,oedema,kejang dan/atau penurunan kesadaran.
Insiden
·         Eklamsia lebih sering terjadi pada primigravidarum dari pada multipara (Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).

Etiologi
·         Etiologi penyakit ini belum diketahui pasti, banyak teori diungkapkan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Teori yang sekarang dipakai oleh para ahli sebagai penyebab eklampsi adalah teori ischemia plasenta namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini

Patofisiologi
·         Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation. 
·         Pada pre – eklampsi terjadi spasme pembuluh darah yang disertai retensi garam dan air pada biopsi ginjal ditemukan spasme lubal artierole glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriole sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh suatu sel darah merah. Jadi jika semua arteriole dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan oedema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui sebabnya mungkin karena retensi garam dan air
Protein uri dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan glomerulus.
( Mochtar, 1998)

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik :                             Hasil :
1. Darah lengkap                                             Nilai Hb↓,SDM ↓,SDP ↓,Albumin ↓,
                                                                        Hematokrit ↓,Trobosit ↓.
2. Serum elektrolit                                           Nilai kalium↑,kalsium ↓.

Penatalaksanaan
·         Rangsang untuk menimbulkan kejang dapat berasal dari luar atau dari penderita sendiri dan his persalinan merupakan rangsangan yang kuat maka dari itu pre eklampsi berat lebih mudah menjadi eklampsi pada saat persalinan
·         Untuk penderita pre eklampsi diperlukan analgesik dan sedative yang lebih banyak dalam persalinan. Pada kala II apabila syarat – syarat sudah terpenuhi hendaknya persalinan diakhiri dengan cunam atau ekstraktor vacum. Telah kita ketahui bahwa pada pre eklampsi janin diancam hipoksia dan pada persalinan bahaya ini akan semakin besar. Pada kala I dilakukan segera secsio sesaria, pada kala II dilakukan curam dan ekstraksi vacuum

Pengkajian
1.      DATA SUBJEKTIF
1.      Keluhan utama
Merupakan hal yang diungkapkan ibu yang berhubungan dengan keadaan dan masalah yang timbul. Keluhan yang timbul biasanya lendir bercampur darah, keluar cairan dari vagina, perut terasa mules dan semakin sakit pada PEB biasabya disertai sakit kepala, mata berkunang – kunang, bengkak pada kaki dan tangan
1.      Kala I
2.      Lightening
Adalah penurunan kepala memasuki PAP terutama pada primigravida masuknya PAP dirasakan ibu hami; :
-    Rasa ringan di bagian atas
-    Rasa sesaknya berkurang
-    Sering miksi
1.      Terjadi his permulaan
Dengan makin tuanya kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering. Sehingga terjadi his palsu ( permulaan ), sifat his permulaan palsu :
-    Kontraksi braxton hiks
-    Tidak teratur → tidak menjalar ke pinggang
-    Lama his pendek → tidak bertambah kuat
-    Tidak ada pengaruh pada serviks
1.      His persalinan
Sifat his persalinan :
-    Dirasakan sakit oleh ibu yang menjalar sampai kepinggang
-    Bersifat otonom / tidak dipengaruhi kehendak
-    Makin lama, makin kuat dan sering
-    Kontraksi simetris
-    Kontraksi fundal dominan
1.      Pengeluaran lendir dan darah
Berupa sekret vagina yaitu darah dan lendir. Menunjukkan ekstruksi lendir yang menyumbat canalis servikalis saat kehamilan
1.      Ketuban yang pecah dengan sendirinya
2.      sakit kepala, mata berkunang – kunang, bengkak pada kaki dan tangan
3.      Kala II
1.      Ibu mengatakan adanya dorongan ingin mengejan
2.      Ibu mengatakan serasa ingin BAB
3.      Ibu mengatakan perutnya terasa mules yang semakin kuat, semakin lama dan semakin sering
4.      Kalal III
Ibu mengatakan perutnya mules
1.      Kala IV
1.      ibu mengatakan bahagia dengan kelahiran anaknya
2.      ibu merasakan lelah
3.      Riwayat penyakit ibu
Untuk megetahui kemungkinan penyakit – penyakit yang menyertai dan mempengaruhi keadaan ibu yang lemah pada waktu melahirkan, seperti :
-    Penyakit kronis : jantung, hypertensi, dll
-    Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV / AIDS
-    Penyakit keturunan : DM, asma
1.      Riwayat penyakit keluarga
Ditanyakan untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu bersalin serta mengupayakan pencegahan dan penanganannya, terutama pihak keluarga yang tinggal bersama klien.
( Pusdiknakes, 1993 )
1.      Riwayat meanstruasi
Untuk mengetahui tentang faal alat kandungan yang perlu diketahui adalah menarche, siklus haid, lama haid, warna / jumlah darah, sifat darah ( cair / beku ), dysminorhoe, flour albus, HPHT
( Obstetri Fisiologi, 1998)
1.      Riwayat perkawinan
Yang dikaji yaitu kawin berapa kali, lama kawin dan usia saat kawin
( Hanifa, W, 133 )
1.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui riwayat tiap – tiap kehamilannya, seperti : riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya serta keadaan anaknya
( Hanifa W, 133 )
1.      Riwayat kehamilan sekarang
G. . . .P . . . .A . . . . UK  . . . . .minggu
ANC ( tempat, berap kali, imunisasi TT, terapi )
Keluhan hamil muda
Keluhan hamil tua
Gerakan anak dirasakan sejak usia kehamilan . . . .bulan
1.      Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan pemberhentian kontrasepsi ( bila tidak memakai lagi ) serta lamanya menggunakan kontrasepsi
( Depkes RI, 1994 : 16)
1.      ADL
1.      Nutrisi
Kekurangan / kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan. Pada persalinan dikhawatirkan menjadi penyulit bagi ibu dan akan membahayakan ibu dan bayi
1.      Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas yang telah dilakukan ibu menjelang prosese persalinan
1.      Istirahat
Ditanyakan untuk persiapan tenaga mengejan ibu, istirahat yang cukup menjelang persalinan akan mempermudah proses persalinan
1.      Personal hygiene
Ditanyakan personal hygiene ibu terutama menjelang persalinan. Hal ini perlu untuk mengurangi terjadinya infeksi
10.  Riwayat psikososial spiritual dan kultural
Ditanyakan kebiasaan – kebiasaan dalam masyarakat dan keluarga serta pandangan dan penerimaan keluarga serta materiil dan moril yang diperoleh dari keluarganya
( Depkes RI, 1995 )
1.      DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan umum
1.      keadaan umum : baik, cukup, lemah
2.      Kesadaran : composmentis, samnolen, delirium, koma
3.      TTV : TD : ≥ 140 / 110 mmHg
N : 80 – 90 x/mnt
S : 36 – 37 ºC
Rr : 16 – 20 x/mnt
1.      Pemeriksaan khusus
1.      Inspeksi
Muka : oedema
Mata : palpebra oedema, conjungtiva pucat / tidak, sklera icterus / tidak
Mamae : papila mamae normal / tidak
Abdomen : adakah bekas operasi / tidak, adakah strie lividae / tidak
Genetalia : adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah, adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak, adakah varices, adakah oedema / tidak
Ekstremitas atas : kuku pucat / tidak, oedema
Bawah : oedema / tidak, varices / tidak
1.      Palpasi
Leher : adakah pembesaran kelenjar limpe / tidak,adakah pembesaran kelenjar thyroid / tidak, adakah bendungan vena jugularis / tidak
Mamae : adakah nyeri tekan / tidak
Abdomen :
Leopold I : untuk mengetahui TFU dan menentukan usia kehamilan serta untuk mengetahui bagian janin yang berada di fundus
Leopold II : untuk mengetahui punggung dan bagian kecil janin
Leopold III : untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah ini sudah atau belum terpegang oleh PAP
Leopold IV : untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul
Ekstremitas : oedema, adakah varices / tidak
1.      Auskultasi
Yang dicari yaitu punctum proximum dan  DJJ ( frekuensi teratur / tidak ) yaitu : 120 – 160 x/mnt. Dari pemeriksaan ini dapat diketahui bagaimana keadaan janin
1.      Pemeriksaan laboraturium
Albumin : merupakan pemeriksaan urine untuk mengetahui kadar protein dalam urine, sehingga dapat didiagnosa toxamia gravidarum
1.      Pemeriksaan dalam ( VT )
Pembukaan : dari pemeriksaan ini dapat diperkirakan waktu persalinan
Efficemen : efficemen 100% merupakan waktu persalinan
Keadaan selaput ketuban : utuh atau sudah pecah
Presentasi : bagian terendah janin apakah kepala, bokong atau bagian – bagian janin yang lain
Denominator : apakah UUK, UUB, dahi, dagu
Penurunan bagian terendah pada bidang hodge ( I,II,III,IV )
Adakah bagian terkecil janin yang menumbung ( terkemuka )
1.      His
-          Berapa lamnya
-          Berapa kali
-          Kuat atau tidak

Diagnosa keperawatan :
1.Resiko terjadi syok hipovolemik b.d tdk adekuatnya system sirkulasi (akut) se kunder terhadap perdarahan & kekurangan cairan.
2.Resiko terjadi gangguan keseimbangan cairan /elektrolit b.d perdarahan (ekstra seluler/intraseluler)atau muntah yg hebat.
3. Resiko tdk efektifnya pola napas b.d penurunan suplay O2 didalam darah
4. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d diskontinuitas jariangan.
5. Resiko terjadi infeksi b.d diskontinuitas jaringan/luka operasi
6. Kurang pengetahuan b.d perawatan & pengobatan post operasi.

Intervensi Keperawatan:
Dx. 1.  Resiko terjadi syok hipovolemik b.d tdk adekuatnya system sirkulasi (akut) se kunder terhadap perdarahan & kekurangan cairan.
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik yg dapat menimbulkan dampak yg serius.
v  Berikan cairan infus/transfusi bila Hb < 10 gr %
R/  Bentuk kolaborasi u/ menggantikan cairan/darah yg hilang/
v  Observasi TTV,kesadaran,perfusi & balans cairan.
R/  Dengan pemantauan ssedini mungkin dapat diambil tindakan secara tepat dan cepat.
v  Cek Hb dan faal Hoemostatis
R/  Koreksi thdp penurunan Hb & kelainan factor pembekuan darah
v  Bila sudah diperbolehkan minum, anjurkan u/banyak minum.
R/Penambahan cairan dapat meningkatkan metabolisme shg kebutuhan cairan terpenuhi
v  Berikan koagulansia,Roborantia,uteronika                                                             
R/   Koagulansia & roborantia u/meningkatkan pembentukan SDM,utertonika u/ menguatkan/mengaktifkan kontraksi rahim menghentikan perdarahan.
Dx.2.  Resiko terjadi infeksi b.d diskontinuitas jaringan/luka operasi
Tujuan : Infeksi tdk terjadi
v  Rawat luka dengan tehnik aseptic
R/  Membenatu mempercepat kesembuhan & mencegah infeksi
v  Kaji tanda-tanda & gejala infeksi
R/  Mencegah terjadinya infeksi secara dini sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara tepat & cepat.
v  Setiap kali melakukan tindakna sebelum dan sesudahnya cuci tangan
R/  Meminimalkan masuknya organisme melalui org lain/petugas.  
v  Observasi terjadinya perdarahan/drainase yg keluar dari luka operasi
R/  Adanya perdarahan & darinase yg abnormal memerlukan evaluasi dan tindakan lebih lanjut.
v  Berikan antibiotik sesuai dengan program medik
R/  bentuk kolaborasi dalam pemebrian antibiotik u/mencegah terjadinya infeksi

Dx.3. Resiko terjadi gangguan keseimbangan cairan /elektrolit b.d perdarahan (ekstra seluler/intraseluler)atau muntah yg hebat.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batas normal mencegah terjadinya komplikasi

v  Observasi TTV,gejala defisit cairan &elektrolit,produksi urine.
R/  Deteksi dini keurangan cairan & elektrolit.
v  Jelaskan pd klien & klg tentang maksud/tujuan pemberian cairan
R/  Meningkatkan kerjasama & pemahaman klien/klg.
v  Observasi intake & out put cairan
R/  Membantu ketepeatan pemberian terapi cairan
v  Pantau tanda & gejala terjadinya hipokalemia,peningkatan masukan.
R/  Berkaitan dengan muntah yg berlebihan yg akan mengancam fungsi organ
v  Berikan terapi cairan sesuai program sesuai program pengobatan
R/  Bentuk kolaborasi dlm pemberian cairan/penggantian cairan

Dx. 4. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d diskontinuitas jariangan.
Tujuan :Nyeri berkurang/hilang

v  Kaji tingkat nyeri klien dng skala 1 – 10
R/  Menentukan sampai sejau mana tingkat nyeri yg dialami o/klien.
v  Berikan analgesik sesusai program
R/  Bentuk kolaborasi dalam menghilangkan nyeri.
v  Diskusikan dengan klien metoda yg paling efektif u/mengatasi nyeri
R/  kerjasama klien dpt membantu memecahkan masalah secara efektif & tepat
v  Ajarkan tehnik pengurangan /penghilangan nyeri yg efektif,posisi yg tepat,tehnik relaksasi,lingkungan yg enang & nyaman
R/  Cara u/ mengurangi/menghilangkan nyeri dng cara mengalihkannya.
v  Jelaskan ttg sifat nyeri dan kapan nyeri akan hilang
R/  Info dpt membantu mengurangi tingkat nyeri akibat kecemasan.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...